
Outing Class di Kampung Gagot: “Dolan Sinambi Sinau, Sinau Sinambi Dolan” Ajak Anak Belajar Sambil Bermain
Bertemakan “Dolan Sinambi Sinau, Sinau Sinambi Dolan” (Bermain Sambil Belajar, Belajar Sambil Bermain), program ini membawa anak-anak ke alam terbuka untuk merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan penuh makna.
Banjarnegara — Pendidikan bagi anak usia dini tak hanya sekadar belajar di kelas, tetapi juga belajar melalui pengalaman langsung di lingkungan sekitar. Inilah yang dilakukan oleh Kelompok Bermain (KB) Tunas Bangsa Dawuhan dalam kegiatan outing class yang mereka adakan di Kampung Gagot, Jumat (8/11/2024).
Bertemakan “Dolan Sinambi Sinau, Sinau Sinambi Dolan” (Bermain Sambil Belajar, Belajar Sambil Bermain), program ini membawa anak-anak ke alam terbuka untuk merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan penuh makna.
Kampung Gagot, yang sudah beberapa kali dikunjungi oleh KB Tunas Bangsa Dawuhan sejak pertama kali dibuka, menyediakan lingkungan ideal untuk mengenalkan anak pada beragam hewan dan tanaman.
Ibu Sulas Meti, pengelola KB Tunas Bangsa Dawuhan, menjelaskan bahwa tema kegiatan kali ini berfokus pada binatang dan tanaman. Kampung Gagot dipilih sebagai tempat pelaksanaan karena memiliki fasilitas lengkap yang memungkinkan anak-anak belajar langsung dengan alam.
“Kami memilih ke Kampung Gagot karena di sini anak-anak dapat mengenal lebih banyak tentang hewan dan tanaman secara langsung. Sudah empat kali kami datang ke sini, dan setiap kali anak-anak selalu tampak antusias dan senang,” ujar Ibu Sulas.
“Kampung Gagot benar-benar cocok dengan tema binatang dan tanaman yang saat ini sedang kami pelajari di sekolah. Harapannya, di masa depan, Kampung Gagot bisa menjadi semakin baik dan edukatif, menambah fasilitas edukasinya agar semakin banyak anak yang mendapat pengalaman belajar di sini.”
Pengalaman Belajar Langsung di Alam
Di Kampung Gagot, anak-anak diberikan berbagai kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan alam. Mereka diajak menanam tanaman, merawatnya, memanen hasilnya, hingga mencoba mengolah hasil panen menjadi makanan. Kegiatan ini bukan sekadar bermain, tetapi juga sarana untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, keberanian, dan rasa empati terhadap makhluk hidup di sekitar mereka.
Amrullah, pemilik Kampung Gagot, sangat antusias menyambut kedatangan anak-anak dari KB Tunas Bangsa Dawuhan. Ia menjelaskan bahwa Kampung Gagot memang didirikan untuk menyediakan pengalaman edukatif bagi anak-anak melalui berbagai aktivitas yang mengajarkan keterampilan hidup dan rasa cinta terhadap alam.
“Kehadiran anak-anak tanpa pendampingan langsung dari orang tua memberikan mereka ruang untuk mencoba hal-hal baru, berani melakukan kesalahan, dan merasakan kepuasan dari hasil usaha mereka sendiri. Di sini mereka belajar bertanggung jawab melalui kegiatan sederhana seperti menanam dan merawat tanaman,” ujar Amrullah.
Salah satu kegiatan favorit yang paling dinikmati anak-anak adalah memanen bayam dan kemudian mengolahnya menjadi bayam crispy. Anak-anak diajari langkah-langkah sederhana untuk memasak, mulai dari mencuci bayam, mencelupkannya ke adonan tepung, hingga menggorengnya. Ketika bayam crispy yang mereka buat sendiri selesai, anak-anak dengan bangga menikmatinya. Banyak di antara mereka yang mengakui rasa gurih dari bayam crispy hasil masakan mereka sendiri. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan anak pada proses memasak, tetapi juga melatih kedisiplinan saat mengikuti instruksi dengan tertib dan antri.
“Banyak yang berkata, ‘Enak!’ sambil tersenyum puas. Kebahagiaan itu terlihat ketika mereka menyadari bahwa mereka bisa membuat sesuatu dengan tangan mereka sendiri,” tambah Amrullah.
Kegiatan memasak ini sekaligus mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kesabaran dan kerjasama dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Selain berkebun dan memasak, anak-anak juga diberi kesempatan berinteraksi dengan berbagai hewan, seperti kambing, sapi, dan bebek. Berada dekat dengan hewan-hewan tersebut menjadi latihan bagi anak-anak untuk melatih keberanian, empati, dan keterampilan sosial mereka.
Mereka diajari cara memegang, memberi makan, dan mengamati hewan-hewan tersebut dengan baik, sehingga anak-anak dapat memahami bahwa hewan juga memiliki kebutuhan dan harus diperlakukan dengan lembut.
Setelah serangkaian aktivitas berkebun dan memasak, anak-anak diajak menanam bibit cabai. Setiap anak mendapat kesempatan menanam cabai sendiri, yang nantinya bisa mereka bawa pulang dan rawat di rumah. Aktivitas ini memberi mereka pengalaman tentang bagaimana tanaman tumbuh dan bagaimana merawatnya dengan penuh tanggung jawab. Menanam cabai sendiri juga diharapkan dapat memupuk rasa cinta anak-anak terhadap alam dan memberikan pengetahuan praktis tentang siklus hidup tanaman.
Menangkap ikan di kolam merupakan salah satu kegiatan penutup yang sangat dinikmati oleh anak-anak. Mereka tampak antusias saat mencelupkan tangan ke dalam air dan mencoba menangkap ikan yang berenang lincah.
Aktivitas ini tidak hanya memberikan pengalaman bermain yang seru, tetapi juga mengajarkan anak-anak tentang habitat ikan dan bagaimana kehidupan air berjalan. Melalui kegiatan ini, anak-anak diharapkan dapat memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar tentang alam dan menjaga lingkungan hidup di sekitarnya.
Outing class ini menjadi contoh nyata bahwa proses belajar tidak selalu harus dilakukan di dalam ruangan. Pengalaman di Kampung Gagot memberikan anak-anak berbagai manfaat, mulai dari belajar bertani, memasak, hingga merawat hewan.
Dengan metode pembelajaran langsung ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga keterampilan hidup yang bermanfaat bagi mereka di masa depan.
“Anak-anak tampak sangat senang, dan saya berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin,” pungkas Ibu Sulas Meti.
“Kegiatan ini mengajarkan anak-anak nilai-nilai penting dalam kehidupan, seperti kerja sama, kedisiplinan, dan tanggung jawab, yang akan mereka butuhkan di masa depan.”
Dengan berbagai kegiatan edukatif yang penuh keceriaan, Kampung Gagot berhasil memberikan pengalaman tak terlupakan bagi anak-anak KB Tunas Bangsa Dawuhan, sekaligus menjadi tempat yang ideal bagi pendidikan alam dan pelestarian lingkungan.